Aktivitas Kami

1. Restorasi Gambut Kalimantan Barat

Restorasi gambut bertujuan untuk mengembalikan fungsi ekologi lahan gambut. Restorasi gambut pada umumnya didukung dengan kegiatan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal untuk memastikan keberhasilan restorasi kawasan gambut tersebut dalam jangka Panjang.

Gambut yang sudah terdegradasi atau rusak pada dasarnya tidak bisa kembali ke kondisi asalnya tanpa proses pembentukan ulang gambut yang bisa memakan waktu ratusan tahun lamanya. Upaya restorasi gambut yang terdiri dari  pembasahan Kembali lahan gambut (rewetting), Penanaman pohon (revegetasi), dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal (revitalisasi). Kegiatan ini dilakukan untuk mencapai kondisi gambut yang hampir seperti kondisi alaminya sebelum kerusakan terjadi (near natural).

Sejak tahun lalu kami telah memulai kegiatan restorasi dengan pendekatan agroforestry di desa Permata Kecamatan Terentang Kabupaten Kubu Raya Kalimantan barat. Bersama Masyarakat seluas 3 Ha lahan gambut telah kita tanami dengan berbagai jenis pohon serta melakukan pemeliharaan bibit-bibit pohon tersebut agar dapat tumbuh dengan baik. Kami juga mendorong Masyarakat setempat melakukan kegiatan pladikultur dan agroforestry di kawasan gambut tersebut dengan tanaman Kopi, Kakao, jahe, nenas, dan tanaman holtikultura.

Peningkatan kapasitas pengetahuan masyarakat juga dilakukan khususnya  dalam memproduksit bibit-bibit pohon secara mandiri serta melakukan pelatihan penyelamatan tanaman alami dalam kawasan gambut untuk mempercepat pembentukan kanopi secara alami. Adapun bibit pohon yang dikembangkan di masyarakat desa permata diantaranya ; Mahang  (Macaranga.sp), Mahang Rembulan (Macaranga.sp), Kopi robusta (Coffea canephora), Kopi liberika (Coffea liberica), Petai (Parkia.sp), Jengkol (Archidendron.sp), Medang (Litsea.sp), Leban (Vitex pubescens), Jampang (Melicope.sp) dan berbagai tanaman lainnya.

Tahun 2025 ini kami telah memelopori program pemulihan lahan gambut di Desa kalibandung yang masuk dalam area hutan desa yang mereka kelola. Desa Kalibandung berada di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya ini memiliki luas wilayah ±12,000 Ha. Dari luas tersebut, masyarakat Desa Kalibandung bersama LSM Lokal telah mendorong legalitas kawasan Hutan Desa yang termaktub dalam Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: SK. 4769/MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/7/2018 tentang Pemberian Hak pengelolaan Hutan Desa (HPHD) kepada LPHD Kalibandung, dengan luas kawasan 3. 147 hektar di dalam kawasan Hutan Lindung dan 4. 108 hektar di kawasan HPK. Total luas yang di Kelola mereka adalah 7.255 hektar.

Dengan izin Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPHD) yang luasnya mencapai lebih dari tujuh ribu hektar ini. Kekayaan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yang terkandungnya di dalamnya begitu berlimpah dan penting untuk dijaga. Adapun Tim dari lembaga pendamping  LPHD telah mengidentifikasi adanya keberadaan orang utan, beruang, bekantan, berbagai jenis burung, kelampiau, tupai terbang dan jenis satwa liar lainnya berada di kawasan hutan yang telah mengantongi izin kementrian ini. Selain itu dalam kawasan ini juga terdapat tumbuhan langka yang mesti dilindungi, seperti kantong semar (Nephentes sp) dan juga anggrek. Beberapa dari keanekaragaman hayati yang ada dalam kawasan hutan desa termasuk dalam satatus langka dan terancam punah sehingga layak untuk dijaga dan di lindungi.

Program ini bekerja sama dengan Lembaga Desa Pengelola Hutan (LDPH) Kalibandung dan penduduk setempat untuk menanam kembali kawasan gambut yang telah lama terdegradasi dan hampir selalu terbakar setiap tahunnya. Kegiatan ini  bertujuan untuk pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan, mengurangi kebakaran lahan gambut, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan peningkatan pengetahuan pengelolaan lahan gambut dan kegiatan agroforestry.

Setiap hektar lahan gambut yang terdegradasi akan ditanami sekitar 1.100 bibit pohon dari 10-20 spesies pohon yang berbeda, dengan prioritas awal menanam spesies pionir yang tumbuh cepat untuk 'merebut kembali' tajuk hutan. Ini adalah komponen penting dari proses regenerasi, dengan tutupan tajuk yang muncul memberikan naungan penting untuk mengalahkan tumbuhan pakis dan alang-alang (Imperata cylindrica) yang mendominasin kawasan gambut tersebut sehingga rawan terhadap kebakaran.

Daun dan ranting yang berguguran dengan cepat menghidupkan kembali biota tanah gambut yang terdegradasi, karena sejumlah aktivitas mikroba bawah tanah segera menciptakan kondisi ideal bagi bibit pohon baru untuk tumbuh dan berkembang. Saat spesies pionir mulai berbuah, burung dan mamalia hutan akan datang dan membantu '’penyebarkan biji'’, meraka datang karena tertarik pada sumber makanan baru di dalam hutan muda yang baru muncul. Mereka juga membawa serta benih dari tanaman lain yang telah mereka konsumsi sebelumnya, sehingga mendiversifikasi regenerasi seluruh komunitas ekologi. 

Proses alami suksesi spesies di hutan yang beregenerasi, sebagai respons terhadap gangguan atau degradasi, merupakan mekanisme ekologi yang telah berevolusi selama jutaan tahun di mana spesies tertentu memainkan peran unik dalam meregenerasikan kondisi ekologis untuk sistem hutan yang sehat dan tangguh. Hal ini harus dianggap sebagai bukti mutlak bagi alam, bahwa meskipun tindakan yang tidak menguntungkan dari beberapa pihak yang salah arah dapat dalam waktu yang singkat menghancurkan apa yang telah ribuan tahun untuk berkembang, bahwa dengan kondisi yang tepat dikembalikan, kita dapat mengamati kembalinya hutan gambut mendekati keadaan semula sebelum kerusakan terjadi.

 

2. Pusat Pembibitan Masyarakat

Sejak awal tahun 2025 kami mengembangkan Program Pusat Pembibitan Masyarakat (Community Nusery) guna mendukung kegiatan penanaman pohon yang diinisiasi oleh Masyarakat seperti penanaman di bantaran sungai, bekas tambang pasir, lahan tidur, ladang dan kebun Masyarakat, tanaman peneduh jalan, penanaman ruang terbuka hijau, penanaman zona hijau desa dan lain-lain. Semua bibit akan diberikan secara gratis untuk kegiatan-kegiatan tersebut diatas dengan cara mengisi form permintaan bantuan bibit.

Selain itu program pembibitan masyarakat ini juga mendorong kegiatan pertanian agroforestry oleh Masyarakat secara luas. Petani dapat memperoleh bibit pohon secara gratis dalam jumlah yang terbatas dengan mengisi form pengajuan bantuan bibit. Adapun jenis bibit yang dikembangkan oleh team PERRI adalah : tanaman kopi, tanaman alpukat, mahoni, mindi, kakao, sirsak, durian, cempedak, nagka, mangga, duku, rambe, medang, stemon, kelor, daun salam, Ketapang, dan lain-lain.


3. Pengelolaan Sampah

Salah satu misi dari Yayasan Perri adalah mengedukasi Masyarakat dalam pengeloaan sampah organic dan an-organic. Melatih Masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan melakukan pemilahan dan mendorong Masyarakat ikut serta menjadi anggota Bank sampah yang terdekat dari tempat tinggal mereka.

Melatih Masyarakat dalam mengelola sampah organic untuk dijadikan pupuk kompos (padat dan cair). Mengkampanyekan kepada Masyarakat luas tentang bahaya dan dampak sampah anorganik terhadap lingkungan hidup dan tempat tinggal dengan Pendidikan, penyadartahuan, praktik pemilahan sampah, menggunakan ulang, dan mendaur ulang sampah menjadi produk yang dapat Kembali dipakai.

Dalam implementasi program pembibitan masyarakat, kami juga telah mempraktikkan penggunaan sampah kemasan makanan untuk digunakan sebagai pengganti polybag atau menjadi tempat media tanaman untuk tumbuh sehingga mengurangi sampah anorganik yang terbuang di alam. Melatih Masyarakat membuat produk-produk yang berbahan baku dari sampah agar dapat digunakan kembali.

 

4. Pendampingan Kelompok Rentan dan Perempuan

Menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (UU HAM), khususnya dalam Penjelasan Pasal 5 ayat (3) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “kelompok rentan” antara lain adalah orang lanjut usia, anak-anak, fakir miskin, wanita hamil, dan penyandang disabilitas.

Pendampingan yang dilakukan dalam program yang kami lakukan untuk kelompok rentan dan perempuan diantaranya melakukan pelatihan peningkatan kecakapan, pelatihan kewirausahaan dan UMKM, pelatihan kebun pekarangan, pengelolaan taman baca  masyarakat, pendampingan petani perempuan dan lain-lain. Dalam pelaksanaanya kami bekerja sama dengan berbagai pihak diantaranya pemerintah setempat, praktisi, pengusaha dan aktivis.

Taman Baca Masyarakat adalah program pemberdayaan Perempuan yang kami lakukan dalam pendampingan kelompok rentan dan perempuan. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dibangun dan dijalankan oleh para perempuan baik ibu-ibu dan juga remaja dengan tujuan anak-anak dan masyarakat dapat memperoleh akses terhadap buku, pengetahuan dan informasi serta pengembangan minat para anggotanya dan masyarakat luas. Saat ini kami telah membangun satu TBM untuk di wilayah kabupaten langkat di desa emplasment kecamatan sei Bingai.

 

5. Pertanian Agroforestry

Dalam Upaya mengurangi penggunaan lahan pertanian menjadi lahan pertanian kelapa sawit, kami mencoba mengembangkan pertanian agroforestry di kabupaten Langkat. Kami telah memiliki sebuah demplot pertanian agroforestry dengan tanaman ekonomi berupa tanaman kakao dipadu dengan tanaman buah-buahan.  

Harga biji kakao yang cenderung stabil dapat menjadi daya tarik bagi para petani kecil yang hanya memiliki lahan tidak luas dan dapat memadukannya dengan tanaman lainnya agar tetap produktif dan pohon-pohon tersebut dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim.  Masyarakat dapat belajar langsung di kebun contoh ini secara gratis, petani dapat belajar bagaimana cara menanam, merawat, memangkas, memupuk dan mengendalikan hama secara ramah lingkungan. Kami juga mendorong petani untuk menggunakan bahan-bahan organic disekitar mereka dalam mendukung pertanian agroforestry yang telah mereka lakukan.

 

6. Pengembangan Lebah Madu

Program ini merupakan program pemberdayaan masyarakat yang berorientasi pada tanaman pertanian masyarkat skala kecil dan juga dalam Upaya mendukung kegiatan pertanian agroforestry. Bunga-bunga dari tanaman pertanian merupakan sumber makanan atau sumber nectar bagi lebah madu.

program ini mempunyai manfaat ganda yaitu dapat menghasilkan madu serta meningkatkan produksi buah tanaman Serdang mendorong petani mengurangi penggunaan pestisida sintetis dalam usaha pertanian mereka. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam kegiatan budidaya ini meliputi;  tahap persiapan yaitu melakukan pelatihan budidaya dan mendapatkan sumber bibit koloni lebah, tahap pelaksanaan, penyuluhan, dan pelatihan teknis dan non teknis serta tahap pendampingan pasca pelatihan. Selain itu kelompok juga mendapatkan pelatihan dalam membangun pasar dan pengemasan produk madu yang mereka hasilkan.


ARTIKEL LAINNYA